KERINCI|Peran pemerintah dalam menangani ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, kenyamanan hingga kedaulatan rakyat wajib hukumnya dalam kitab Undangan Undang Dasar dan pecahan aturan undang undang Negara lainnya.
Namun mirisnya, di salah satu Desa Punai Merindu Kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci, Jambi.
Baca juga :
https://wartapos.co/wabup-kerinci-murison-diduga-kibuli-masyarakat/
Terkapar sosok insan manusia, tertatih tatih menunggu uluran dan bantuan tangan pemerintah.
Baca juga : saat Morison besuk suami dari keponakannya
Sebab kemampuan tetangga dan warga setempat, serta Pemerintah Desa tak mampu untuk memberikan sosial mereka terhadap warga dalam keadaan tak berdaya menghadapi kebutuhan ekonomi dan rongrongan penyakit di deritanya.
Namun mirisnya, pihak Pemerintah Kabupaten Kerinci, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Sosial (Dinsos) serta Kebijakan Kepala Daerah belum tanpa terhadap warga Kabupaten Kerinci dalam masa perjuangan melawan penyakit paru paru yang tak kunjung sembuh.
Mira warga Desa Punai Merindu itu, saat ini terbaring lemah di Rumah Sakit Umum (RSU) MHA Thalib Sungai Penuh.
Kemampuan ekonomi untuk mendapatkan perawatan medis, membuat penyakit di deritanya makin akut, kesenjangan kasta membuat mira tidak mendapat pelayanan kesehatan bagaikan pejabat Negara dan pihak masyarat mampu.
Kediamannyapun, hanya lebih kurang 3 M x 5 M, dengan dinding papan tua peninggalan pendahulunya, lantainya pun hanya tanah, tempat dimana ia (Mira) memperjuangkan kebutuhan hidup dan penyakit di deritanya.
Mira, hidupnya kini bergantung alat bantu oksigen, badannya kurus, suaranya nyaris tak terdengar.
Namun di balik kelemahan itu, tanpa dimatanya masih menyimpan satu harapan untuk tetap mempertahankan hidupnya. keinginan untuk hidup merawat anaknya yang masih kecil.
Berbulan bulan, Mira menahan rasa sakit di rumah. Bukan karena tak ingin berobat, tetapi karena tak mampu.
Kondisi ekonomi keluarganya begitu memprihatinkan. Ia hidup bersama ayah yang telah buta total, sementara ibunya sudah meninggal dunia.
Anaknya yang masih kecil belum bisa berbuat apa-apa. Setiap hari mereka berjuang sekadar untuk bertahan hidup.
Mira dan keluarganya hidup dalam kemiskinan membatasi segalanya termasuk haknya untuk sehat.
Bahkan sebelum sakit, keluarga ini sudah dikenal warga sebagai salah satu keluarga yang paling membutuhkan perhatian di wilayah Lima Desa Tanjung Pauh Mudik. Kini, ketika Mira harus dirawat intensif, penderitaan itu seakan berlipat ganda.
Warga sekitar berusaha membantu sebisanya. Ada yang mengantarkan makanan, ada yang mengumpulkan sumbangan kecil.
Tapi mereka tahu, perjuangan Mira membutuhkan lebih dari sekadar belas kasihan. Ia membutuhkan uluran tangan dan harapan dari kita semua.
Saat ini kemana Pemkab Kerinci, terutama Mutusin Wakil Bupati Kerinci katanya peduli penderitaan warga. Seperti ia kibuli masyarakat Kerinci saat suami keponaannya dirawat di RS.













