Kabupaten Cilacap

Perbaiki Atap STKIP Darussalam Keluarga Korban Minta Pertanggungjawaban Kecelakaan Kerja

118
×

Perbaiki Atap STKIP Darussalam Keluarga Korban Minta Pertanggungjawaban Kecelakaan Kerja

Sebarkan artikel ini

CILACAP – Seorang pria berinisial K (50), warga Desa Karangpucung, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, diduga jatuh hingga meninggal dunia saat sedang memperbaiki atap bangunan sekolah di STKIP Darussalam Karang pucung

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak keluarga korban, peristiwa tragis itu terjadi pada Sabtu (30/8/2025) kemarin.

Sebelum kejadian, korban awalnya diminta oleh pemilik yayasan untuk menurunkan bendera. Namun pada siang hari, korban diminta kembali untuk memperbaiki atap bangunan sekolah.

Kendati demikian, pihak keluarga mengaku tidak tau menau siapa yang menyuruh korban memperbaiki atap bangunan hingga insiden maut itu terjadi.

“Katanya disuruh ke atas benerin apa nggak tau terus pas nginjak asbes, jatuh,” ungkap istri korban yang enggan disebutkan namanya.

“Keluarga ingin tau kronologinya, siapa yang nyuruh, katanya Pak Haji (pemilik yayasan), lanjutnya.

Pihak keluarga sempat mencari informasi dan menanyakan kepada siswa di sekolah tersebut, namun mereka menjawab tidak tau menau perihal kejadian itu.

“Kita sempat kesitu (sekolah) tanya anak-anak pesantren disitu, katanya nggak tau semua. Apa mulutnya disuruh diem apa gimana?,” ujar istri korban.

“Waktu kesana ya bu kan mau diresikin (dibersihkan) darahnya, mau di pel tapi itu kok malah darahnya ditutupin kasur terus pintunya dikunci,” imbuhnya.

Keluarga korban sempat mencari informasi melalui mandor yang sedang bekerja di sekolah tersebut bernama Diro, namun lagi-lagi keluarga korban tidak mendapat informasi yang diinginkan perihal siapa seseorang yang menyuruh korban untuk memperbaiki atap bangunan.

Atas insiden tersebut, keluarga korban pun meminta itikad baik dari pihak sekolah dan kesediaannya untuk bertanggungjawab penuh.

“Kami pihak sekolah tanggungjawab. Kan kami punya anak sekolah, ya biayain anak sekolah. Bapak saya kan tulang punggung keluarga terus sekarang udah nggak ada (meninggal),” ucap istri korban.

“Inginnya secara kekeluargaan saja, kami ingin dari pihak sana itu benar-benar mau bertanggungjawab, ya minimal membiayai anak sekolah lah,” timpal salah satu keluarga korban.

Saat ini keluarga korban masih menunggu itikad baik dari pihak sekolah. Hal ini lantaran Rohandi selaku pemilik yayasan saat ini tengah melaksanakan umroh bersama sang istri.

Sementara itu, Wahdani Dzulfikhar, salah seorang keamaan STKIP Darussalam Karang pucung saat ditemui mengaku tidak tau persis mengenai kejadian tersebut.

“Mungkin salah nginjak. Nggak tinggi cuma 3 meter. Tapi gimana sih ya, kalau dibilang takdir ya semua pasti takdir. Dan pada saat kejadian, harusnya yang mengevakuasi korban itu mandor Pak Diro,” ujarnya.

Ia pun lantas menyarankan awak media untuk menemui langsung Ketua STKIP Darussalam Karang pucung Pak Hj Rohandi selaku pejabat yang berwenang di lingkungan sekolah.

“Ini kan kejadiannya di lingkungan kampus, jadi ketemunya nanti sama yang punya otoritas di kampus,atau sama Pak Imam Sektor STKIP Darussalam Karang pucung,” katanya.

“Pak Imamnya kebetulan nggak disini (sekolah), mau ketemu hari apa kan begitu. Beliau kalau kesini Jumat, Sabtu,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *